IBADAH MINGGU PAGI, 2 OKTOBER 2016 DI GKI SILOAM SANOBA NABIRE
Ibadah Minggu Pagi, 2 Oktober 2016 di GKI Siloam Sanoba Nabire yang di
pimpin oleh Pdt.D. Situru,S.Th dengan mengambil pembacaan firman Tuhan dari
Kitab 1 Tesalonika 2:1-12 “Pelayanan Paulus di Tesalonika”
Dalam kotbahnya Pdt.D. Situru mengambil ayat ke-2 dari pembacaan firman
saat ini untuk menjadikan bahan perenungan yang mengatakan “Tetapi sungguhpun
kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan di hina di Filipi, namun
dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan injil
Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat”.
Menurutnya bahwa ini kita telah mamasuki bulan oktober 2016 yang dimana
pada tanggal 26 oktober 2016 ini kita juga akan merayakan HUT GKI di Tanah
Papua yang ke 60 tahun, tetapi sebenarnya umur pelayanan injil di tanah Papua
lebih dari 60 tahun karena gereja ini di dirikan dengan proses yang demikian panjang yakni 101 tahun sejak injil masuk di Tanah
Papua pada tahun 1855 baru GKI di dirikian pada tahun 1956 dan boleh dikatakan bahwa GKI di Tanah Papua
telah di kandung selama 101 tahun baru di lahirkan. Jadi sebenarnya GKI di
Tanah Papua bukan baru berumur 60 tahun tetapi telah 161 tahun.
Kalau kita mengingat 161 tahun lalu, yang ada di Papua ini banyak setan
oleh sebab itu orang takut datang ke Papua karena taktahnya Iblis ada di tanah
Papua hal ini berdasarkan peta pekabaran injil saat itu, tetapi orang yang
percaya tentang injil dan hidup dalam injil tidak pernah takut dan itulah yang
di anut oleh Ottow dan Geisler saat membawa injil masuk di pulau Mansinam pada
161 tahun yang lalu.
Kembali pada pembacan firman Tuhan saat ini kita dapat melihat apa yang
Paulus lakukan di Tesalonika dan dalam ayat ke-2 pada pembacaan firman Tuhan
saat ini dikatakan bahwa ia dianiaya, dihinana karena melakukan pekerjaan
pemberitaan injil melalui perjuangan yang berat dan pada ayat yang ke 9
dikatakan bahwa ia bekerja siang dan malam artinya bahwa ia bekerja dengan
keras sewaktu masi ada waktu untuk memberitakan injil.
Injil tidak akan pernah tersebar kalau orang takut untuk memberitakannya
dan injil hanya bisa di sebar kalau ada orang yang berani memberitakannya. Dikatakan
bahwa Paulus dianiaya dan dihina, lalu apa yang bisa kita tangkap dari kisah
paulus tersebut ? Secara umum kata aniaya dapat di definisikan sebagai keadaan di
siksa secara fisik atau di pukul sampai bengkak atau sampai hancur menurut
bahasa sederhananya, jadi yang di alami oleh Paulus adalah di samping tubuhnya
di siksa, juga jiwa atau mentalnya di siksa dan lebih tepatnya di namakan
penyiksaan dan penghinaan secara total.
Kembali pada cerita Paulus tersebut, setelah mendapat penyiksaan dan
penghinaan secara total tersebut harusnya Paulus takut dan stop memberitakan
injil tersebut, tetapi yang terjadi justru sebaliknya bahwa semakin dianiaya
dan dihina, semakin ia memberitakan injil. Dan iman Paulus ini juga yang mejadi
iman Ottow dan Geissler bahwa semakin orang bilang bahwa di Papua itu
menakutkan justru membuat semakin menjadi tantangan bagi mereka berdua untuk
datang ke tanah Papua guna memberitakan injil.
Sikap Paulus tersebut justru membuat injil itu semakin tersebar di seluruh
dunia dan mengalami kemajuan-kemajuan yang membawa pertumbuhan dan ada hasilnya
serta tidak sia-sia hingga saat ini.
Marilah kita menjadi militansi-militansi pekabaran injil dan kiranya
semangat dari rasul Paulus menjadi semangat bagi kita dalam menyongsong
perayaan HUT Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI) yang ke 60 pada taanggal
26 oktober 2016 nanti dalam pelayanan pekabaran injil yang telah 161 tahun di
tanah ini.
Komentar
Posting Komentar