IBADAH MINGGU PAGI, 20 JUNI 2021 DI GKI SILOAM SANOBA NABIRE
Ibadah Minggu Pagi, 20 Juni 2021 di GKI Siloam Sanoba Nabire dipimpin oleh Pdt.J.Titahena,S.Si,Th dengan membawa pembacaan firman Tuhan dari kitab 1 Korintus 2:1-5 “Hikmat Allah dan hikmat manusia”
Dalam kotbahnya Pdt.J.Titahena mengatakan bahwa thema sentral yang diturunkan oleh Sinode GKI di Tanah Papua pada minggu ini adalah hidup dalam keyakinan akan kekuatan doa” yang diangkat berdasarkan pembacaan firman Tuhan pada minggu ini yang terambil dari surat 1 Korintus 2:1-5 “Hikmat Allah dan hikmat manusia”.
Lebih lanjut Pdt. J. Titahena mengatakan
bahwa setiap orang pasti hidup dan dilatar belakangi oleh apa yang dia miliki
seperti materi, jabatan, atau juga status sosial, idiologi, pendidikan dan juga
agama.
Lingkungan ini akan membentuk seseorang dalam watak dan kepribadian untuk meyakini sesuatu yang menurutnya adalah benar, oleh sebabnya watak dan kepribadian seseorang itu terbentuk atau dibentuk oleh berbagai hal disekitarnya karena sebagai mahkluk hidup kita tidak hidup sendirian karena disekitar kita juga ada orang lain yang juga turut mempengaruhi watak dan karakter kita seperti keluarga, lingkungan kerja atau juga lingkungan masyarakat.
Kembali pada pembacaan firman Tuhan pada minggu ini, kita semua tentu tahu siapa itu Paulus ? karena mempunyai latar belakang sebelum bertobat atau berjumpa dengan Tuhan Yesus di kota Damsyik dia adalah orang yang sangat membenci orang Kristen mula-mula.
Paulus sebelumnya bernama Saulus dan sangat terkenal kejamnya dan ikut berperan dalam menghambat pertumbuhan gereja mula-mula.
Paulus ini mendapat surat kuasa untuk melukai dan mencederai bahkan membunuh dan membinasakan orang-orang Kristen mula-mula.
Paulus dilingkungan masyarakatnya adalah seorang terpelajar atau cendekiawan yang memahami atau punya pengetahuan yang cukup luas tentang Taurat atau boleh dikatakan bahwa dia merupakan seorang professor dari Taurat itu dan punya keyakinan yang teguh bahwa hanya melalui Taurat sajalah manusia dapat diselamatkan.
Keselamatan itu dapat terjadi jika
manusia mentaati dan melaksanakan Taurat, atas dasar hal itulah Paulus
melakukan penganiayaan yang sangat luar biasa terhadap orang Kristen mula-mula.
Paulus dengan bersemangat secara luar biasa atau menggebuh-gebuh melakukan penganiaan bahkan membunuh orang Kristen mula-mula karena ia telah dibentuk dalam keluarganya, lingkungannya, tempat pendidikannya bahkan sebagai orang Yahudi mereka sangat berpegang pada Taurat itu sendiri.
Ketika Paulus bertemu Tuhan Yesus dikota Damsyik dapat kita lihat bahwa apa yang telah terbentuk didalam kehidupan Paulus terkait dengan Taurat melalui keluarganya, lingkungannya, pendidikannya seketika itu juga hilang dan dia percaya bahwa kekuatan Tuhan Yesus itu luar biasa dan lebih dari segalah-galahnya dan manusia hanya memperoleh keselamatan oleh pengorbanan Tuhan Yesus.
Perubahan yang terjadi didalam diri
Paulus adalah radikal karena terjadi seketika dan bukan berangsur-angsur ketika
Tuhan menyapa dia “Salus-Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku ?”( Kisah
Para Rasul :9:4)
Setelah perjumpaan dengannya dengan
Tuhan Yesus, Paulus menyadari bahwa keselamatan hanya ada didalam Tuhan Yesus
saja dan tidak melalui yang lain dan watak Paulus diubah Tuhan Yesus menjadi
watak yang baru dan yang lama telah ditinggalkan.
Paulus benar-benar diubah kepribadiannya dengan diganti namanya dari Saulus menjadi Paulus dan pemahaman dia tentang Taurat diubah kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan yang telah menyelamatkan manusia, itulah hikmat Allah yang lebih besar dari pada hikmat manusia yang juga mampu mengubah kepribadian Paulus seketika ketika dia berjumpa dengan Tuhan Yesus.
Komentar
Posting Komentar