IBADAH MINGGU PAGI, MINGGU SENGSARA KE-3, 21 FEBRUARI 2016 DI GKI SILOAM SANOBA NABIRE
Dikatakan
jangan menyesatkan anak-anak kecil sebagaimana dalam Alkitab diceritakan bahwa
ketika orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus dan para murid mencegahnya
tetapi Yesus katakan biarlah mereka datang kepada-Ku.
Ibadah
Minggu Pagi, Minggu sengsara ke-3, 21 Februari 2016 di GKI Siloam Sanoba Nabire
Pembacaaan
Firman Tuhan Matius 18:6-11 “Siapa yang menyesatkan
orang”
Pelayan
Firman Pdt.Eveline Maraja,S.Th
Jemaat yang
dikasihi Tuhan Yesus Kristus kini kita telah berada di minggu kesengsaraan ke-3
untuk memperingati kematian Tuhan Yesus di kayu salib bagi penyelamatan umat
manusia.
Firman Tuhan
bagi kita di saat ini dan yang telah kita baca bersama mau mengantarkan kita
pada suatu pertanyaan, mengapa harus ada penyesatan ? Kita ketahui bersama
bahwa penyesatan itu tidak baik karena berasal dari kata dasar sesat yang juga diartikan menjerumuskan
atau membawa orang pada sesuatu yang tidak baik serta mendatangkan dosa.
Tuhan Yesus
dalam bagian ini mau mengajarkan kepada kita semua tentang seseorang yang boleh
di katakan dewasa iman dan bagaimana ia berperilaku kepada anak-anak. Nats
firman juga katakan bahwa “Iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati”(Yakobus 2:26b). Jadi
unsur iman adalah perbuatan artinya juga melakukan segalah sesuatu berdasarkan
iman serta tidak menyesatkan atau menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Dalam pembacaan
ini dimana Tuhan Yesus memberikan penekanan bagi anak-anak kecil atau sekelompok
anak-anak kecil dalam perpektif perlakuan orang-orang dewasa. Intinya adalah
jangan menjadi batu sandungan atau penyesat.
Yesus
menekankan tentang penyesatan bahwa kalau sampai hal tersebut terjadi maka
sebaiknya di robah bahkan Yesus memberikan gambaran bahwa jika bagian tubuhmu
atau matamu menyesatkan engkau congkillah, kalau tanggan dan kakimu
menyesatkan engkau penggallah, potonglah ! tentu kita akan berkata bagaimana
dapat memotong dan mencongkil anggota tubuh tersebut ? Dengan demikian kita mengakui
bahwa kehidupan kita berada dalam keberdosaan.
Relefannya
dalam kehidupan kita sekarang ini ialah bagaimana kebiasaan hidup kita yang
menjerumuskan kita dan membuat kita betah dalam dosa di hilangkan. Ini yang
dimaksudkan oleh Tuhan Yesus ketika Dia memberi perintah congkillah, penggallah
dan potong. Hilangkan kebiasaan minum minuman keras kalau tahu mabuk dapat
mencelakakan diri sendiri dan orang lain, hilangkan itu.
Hilangkan
kebiasaan lebih mementingkan pekerjaan disaat jam ibadah sebagai suatu
persekutuan.
Jadi inti
dari perkataan Tuhan Yesus adalah tentang hal-hal rohani terkait sikap dan
perbuatan kita dan bukan hal jasmani seperti pemikiran kebayakan orang. Bagian
ini juga mau menekankan kepada kita tentang kebiasaan-kebiasaan hidup kita yang
membuat kita terlena dalam dosa.
Tuhan Yesus
juga menekankan kepada kita untuk tidak menyesatkan anak-anak. Sering kita katakan
bahwa anak-anak demikian polos, bagaikan kertas putih yang kecenderungan
perilaku mereka mengikuti apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Hidup mereka
seperti kertas putih yang ketika kita menulis sesuatu dan itu yang akan
dilakukan oleh mereka.
Dikatakan
jangan menyesatkan anak-anak kecil sebagaimana dalam Alkitab diceritakan bahwa
ketika orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus dan para murid mencegahnya
tetapi Yesus katakan biarlah mereka datang kepada-Ku.
Dan yang
lebih mulia dari anak-anak kecil ini adalah bahwa ada mata dari sorga yang
memantau mereka dan kemudian meberitahukan kepada Bapa yang di sorga. Firman Tuhan
saat ini juga mau menugaskan kepada kita orang tua untuk mendidik, mengasuh dan
mengarahkan anak-anak kita, pertanyaannya apakah kita sudah menuntun mereka
kejalan yang benar ? Ataukah kita malu atau tidak, ketika kita menjadi penyesat bagi
anak-anak kita sendiri dengan kebiasaan-kebiasaan kita yang buruk.
Kebenaran firman
Tuhan saat ini di minggu sengsara yang ke-3 untuk menghayati kembali kesengsaraan Tuhan Yesus, mau mengajarkan kepada kita semua janganlah kita menjadi
penyesat dan menyesatkan orang lain supaya ketika kita betul-betul mau
memberikan hidup dan kehidupan kita ini menjadi berkat Tuhan maka kita juga
akan memperoleh keselamatan, kita semua sadar bahwa kita adalah orang berdosa
tetapi bagian terakhir firman Tuhan ini mengatakan Dia datang untuk siapa ? Dia
hadir ditengah-tengah dunia ini untuk siapa ? jawabannya adalah untuk mereka
yang terhilang.
Sekaranglah
waktunya ketika kita menyadari bahwa kita menyesatkan diri kita sendiri tetapi
juga berdampak dalam kehidupan keluarga kita, suami, istri, anak-anak, orang
tua dan keluarga besar kita tetapi juga lingkungan disekitar kita, maka marilah
kita berubah dengan membuang kebiasaan yang menyesatkan tersebut, buanglah
cara-cara hidup yang membuat orang lain tersesat agar hidup kita selalu diberkati oleh Tuhan tetapi juga menajadi berkat bagi sesama kita.
Komentar
Posting Komentar