IBADAH MINGGU PAGI, MINGGU SENGSARA KE-5, 6 MARET 2016 DI GKI SILOAM SANOBA NABIRE
Karena
kalau mau jujur kita sekarang ini tidak lagi memaknai minggu-minggu sengsara
tersebut secara baik dan benar dalam kehidupan kita. Hanya sebagai formalitas
atau rutinitas gerejawi yang kita lakukan setiap menjelang paskah.
Ibadah Minggu Pagi, Minggu Sengsara ke-5 di GKI Siloam
Sanoba Nabire, 6 Maret 2016
Pembacaan Firman Tuhan Lukas
18:31-34 “Pemberitaan ketiga tentang penderitaan Yesus”
Pelayan Firman Pdt.Swesty Amanupunjo,S.Si
Jemaat yang terkasih didalam Tuhan kita Yesus Kristus,
setiap tahun diawal bulan februari kita memasuki minggu-minggu sengsara dan
berlangsung selama tujuh minggu hingga pelaksanaan hari paskah. Pertanyaan buat
kita semua pelaksanaan hari raya paska dan juga minggu kesengsaraan itu
merupakan suatu formalitas yang kita laksanakan setiap tahun yang diawali
dengan pergantian kain-kain gereja warna unguh atau sebenarnya kesengsaraan
Kristus tersebut menjadi makna dalam kehidupan kita.
Karena kalau mau jujur kita sekarang ini tidak lagi
memaknai minggu-minggu sengsara tersebut secara baik dan benar dalam kehidupan
kita. Hanya sebagai formalitas atau rutinitas gerejawi yang kita lakukan setiap
menjelang paskah.
Disaat pagi hari ini kita akan merenungkan tentang
pernyataan Yesus dengan semua kesengsaraan yang akan dilewati-Nya, tetapi
pertanyaannya makna kesengsaraan Kristus bagi kita itu apa ? Apakah hanya
sebuah kebiasaan, rutinitas gerejawi atau hari besar gerejawi yang harus
diperingati ?
Kesengsaraan Kristus bagi kita harus memiliki makna yang
berdampak pada sebuah perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai
manusia.
Jemaat yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus,
siapakah diantara kita yang tahu tentang kematiannya kemudian menceritakan
kepada istri, suami, anak-anak atau kepada keluarga kita tentang kematian kita?
Jangankan menceritakan tentang kematian itu sendiri, saat kita dengar atau tahu
tentang kematian itu, kita pasti mengalami sebuah ketakutan tentang kematian
itu. Kita tidak sanggup untuk menerima apalagi mau menyampaikan kepada
orang-orang yang kita kasihi, yang ada dibenak kita disaat kita menyampaikan
tentang kematian, bisakah keluarga dan kita sendiri menerimanya ?
Namun Yesus berbedah dengan kita dalam menyikapi kematian-Nya walaupun Dia juga melakukan penawaran untuk menolak dari cawan yang harus diminum-Nya tersebut, tapi akhirnya menerima perintah tersebut dan menyampaikannya kepada keluarga dan para muridNya tentang penderitaan sebagai sebuah proses kematian yang harus di jalani-Nya.
Dia menyiapkan orang-orang yang dikasihi-Nya untuk tahu
dan mengerti serta menerima semua yang akan dilalui-Nya untuk menggenapi nubuat
firman Tuhan yang disampaikan para nabi dan terlebih untuk melepaskan manusia
dari dosa dan kematian.
Dalam pembacaan firman Tuhan bagi kita semua di pagi hari
ini merupakan pemberitahuan yang terakhir atau yang ketiga terkait kesengsaraan
yang akan dialami oleh Yesus dan kematian-Nya di kayu salib. Yesus harus
memberitahukan kepada keluarga dan para murid sampai tiga kali.
Pertanyaannya apakah pemberitahuan yang pertama dan kedua
tidak di pahami atau dimengerti oleh mereka ? Ataukah memang Dia tidak
memberitahukan atau juga dianggap sebagai lelucon belaka oleh para murid !
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi, kalau kita baca pada
pernyataan pertama dan kedua Yesus juga menyampaikan bahwa Dia juga akan
menerima cawan kesengsaraan dan kematian sampai nanti mengalaami proses
kematian dan pada akhirnya akan bangkit dari kematian tersebut.
Pada ayat 31 dalam pembacaan firman Tuhan saat ini
menjelaskan bahwa Yesus mengumpulkan murid-murid dan memberitahukan kepada
mereka terkait penderitaan dan kematian-Nya yang semakin dekat serta kemuliaan
yang akan menyertai-Nya setelah kebangkitan.
Yesus menyampaikan semuanya itu kepada keluarga dan
murid-muridNya agar mereka tidak terkejut dan takut akan hal-hal yang akan
menimpah-Nya, sebab itu Yesus katakan bahwa apa yang disampaikan oleh nabi-nabi
mengenai anak manusia akan digenapi dan harus terjadi di dalam diri-Nya.
Kebenaran firman Tuhan saat ini mau mengajarkan kepada
kita semua bahwa Yesus adalah Mesias anak Allah yang telah di nubuatkan oleh
para nabi terkait pelayananNya, penderitaan dan juga kematianNya serta
kebangkitan dan kenaikanNya ke sorga hanya untuk menebus kita dari kematian
karena dosa yang kita lakukan. Hendaklah kita memaknai kesengsaraan bahkan
kematian Yesus di atas kayu salib dengan mengubah sikap dan karakter kita
dengan giat beribadah, tidak menjelekan serta menceritakan orang lain dan
menjauhkan diri kita dari sikap dan tindakan yang bertentangan dengan firman
Tuhan.
Setelah ibadah dilakukan penyerahan dokumen hasil sidang
jemaat ke-II GKI Siloam oleh Ketua Tim perumus hasil sidang jemaat GKI Siloam
ke-II Pnt.Ronal Tanamal kepada Majelis jemaat GKI Siloam Sanoba yang di wakili
oleh Wakil Ketua Jemaat GKI Siloam Sanoba Pnt.Daud Buiney untuk selanjutnya di
serahkan kepada ketua unsur PKB, PW, PAM dan PAR serta koordinator WYIK I dan
WIYK II
Komentar
Posting Komentar