IBADAH MINGGU SENGSARA III, 17 MARET 2019 DI GKI SILOAM SANOBA NABIRE
Ibadah Minggu Sengsara III, 17 Maret 2019 di GKI Siloam Sanoba Nabire di pimpin oleh Pdt. Sandi Ishak, S.Si dengan mengambil pembacaan firman Tuhan dari Injil Lukas 22:54-62 “Petrus menyangkal Yesus”
Dalam
kotbahnya Pdt. Sandi Ishak mengatakan bahwa untuk memaknai sengsara dan
penderitaan Tuhan Yesus, pembacaan firman Tuhan saat ini mau mengajak kita
kembali untuk melihat penderitaan hidup Tuhan Yesus untuk menyelamatkan hidup
semua umat manusia.
Yesus
harus menderita untuk melaksanakan visi dan misi kedatangan-Nya kedalam dunia
untuk menderita dan sengsara bahkan mati semata-mata untuk menyelamatkan umat
manusia.
Pembacaan
firman Tuhan saat ini bercerita tentang sikap Petrus yang adalah murid yang
tertua dari semua murid Yesus dan ketika Yesus di tangkap dan perkataan Tuhan Yesus
sebelumnya kepada Petrus bahwa ayam tidak akan berkokok sebelum engkau
menyangkal Aku tiga kali.
Petrus
adalah murid yang selalu bersama-sama dengan Tuhan Yesus dan selalu tampil di
depan sebagai yang tertua dari para murid Tuhan Yesus.
Dalam
pembacaan firman Tuhan saat ini di ceritakan bahwa ketika Yesus telah ditangkap
dan di giring ke rumah Imam Besar, dan Petrus mengikuti-Nya dari jauh dan
ketika mereka telah sampai di rumah Imam Besar tersebut, mereka memasang api
dan duduk di halaman rumah itu dan Petrus juga berada di antara mereka.
Dan
ketika ada hamba perempuan melihat Petrus dan mengenalinya yang biasa
bersama-sama dengan Yesus dan mengatakan bahwa orang ini juga biasa
bersama-sama dengan Dia, tetapi Petrus mengatakan bahwa bukan, aku tidak
mengenal-Nya demikian hingga orang ketiga yang mengatakan hal yang sama bahwa
ia selalu bersama-sama dengan Yesus tetapi Petrus berkata bukan aku, aku tidak
tahu apa yang engkau katakan dan sementara ia sedang berkata saat itu juga ayam
berkokok sebagaimana yang yang telah di sampaikan oleh Yesus kepada ia bahwa ayam
tidak akan berkokok sebelum engkau menyangkal Aku tiga kali.
Setelah
mengetahui bahwa apa yang di katakan Tuhan Yesus telah terjadi seketika itu
juga pergilah Petrus keluar halaman ruman Imam Besar itu dan menangis dengan
sedihnya.
Petrus
adalah murid yang tetap setia berada bersama dengan Yesus saat Ia di tangkap,
walau para murid yang lainnya melarikan diri karena ketakutan tetapi Petrus
tetap mengikuti kemana Yesus akan di bawah setelah di tangkap.
Sikap
Petrus menunjukan belas kasihnya kepada Sang Guru yakni Yesus dan tidak mau
meninggalkan-Nya walau akhirnya karena ketakutan dia harus menyangkal bahwa dia
mengenal Yesus.
Sikap
Petrus juga menggambarkan iman dari orang percaya saat ini yang selalu mencari
Tuhan dan ingin selalu dekat dengan Tuhan tapi terkadang tantangan dan cobaan
membuat kita harus mengelak bahwa kita mengenal Tuhan.
Tetapi
sikap sungguh-sungguh dalam mengikuti Tuhan menjadi sikap yang sangat di
butuhkan jika kita ingin berbakti kepada Tuhan dengan sepenuhnya.
Sampai
masa tua dan matinya Petrus adalah murid Tuhan Yesus yang bekerja dengan
sungguh-sungguh bahkan dia sampai mengorbankan nyawanya bagi pekabaran injil
Tuhan.
Komentar
Posting Komentar