IBADAH MINGGU PAGI, 16 OKTOBER 2016 DI GKI SILOAM SANOBA NABIRE
“Sebagai orang yang beriman kita tahu bahwa kita di ciptakan oleh Tuhan
serta diberi kebebasan dalam menjalani hidup ini. Setiap kebesan memili konsekwensi
untuk di pertanggung jawabkan"
Demikian kutipan kotbah pada ibadah minggu pagi, 16 oktober 2016 di GKI
Siloam Sanoba Nabire yang di pimpin oleh Pdt. Kartini Sitinjak,S.Th yang mengambil
pembacaan firman Tuhan dari Kitab 1 Korintus 9:24-27 “Hak dan kewajiban rasul”
Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk menunjukan kasih, kuasa dan
kehendakNya, sehingga kita wajib melaksanakan kehendak Allah dalam hidup kita,
dan jika kita tidak melaksanakannya berarti kita termasuk orang yang gagal.
Dalam pembacaan firman saat ini rasul Paulus menggambarkan kehidupan ini
ibarat pertunjukan pertandingan lari dan juga tinju dimana setiap pertandingan
memiliki syarat dan ketentuan yang harus di taati dan di ikuti oleh pesertanya
dan konsekwensi bagi mereka yang tidak mengikuti aturan akan terkena dis (red: Diskualifikasi) atau
dinyatakan gugur.
Latar belakang rasul Paulus mengambil pertandingan lari dan tinju sebagai
contoh adalah karena pada saat itu di Yunani dua pertandingan tersebut sangat
di minati untuk di tonton oleh ribuan orang dan mereka yang keluar sebagai
pemenang akan diberikan hadia dan di sematkan mahkota yang terbuat dari daun di
kepala mereka.
Jadi rasul Paulus membandingan pertandingan duniawi untuk menggambarkan apa yang akan kita dapati jika kita menjadi juara dalam pertandingan iman kita kepada Allah bahwa kita akan mendapatkan mahkota yang jauh lebih mulia yakni mahkota abadi dan kehidupan yang kekal di dalam sorga kelak.
Kebenaran firman Tuhan mau mengajarkan kita dua hal melalui pembacaan
alkitab saat ini yakni:
1. Kalau hidup ini
di gambarkan sebagai pertandingan maka semua orang harus berlatih agar menjadi
juara dan memperoleh mahkota.
2. Menunjukan kerendahan
hati rasul Paulus bahwa walau sebagai rasul dan pengajar dia harus hidup sesuai
dengan kehendak Tuhan serta juga mengambil bagian dalam pertandingan iman tersebut.
Mengakhiri kotbahnya Pdt. Kartini Sitinjak mengatakan bahwa dalam hidup
ini tidak ada yang lebih berarti selain menjadikan Tuhan sebagai tujuan hidup
kita.
Komentar
Posting Komentar